KABINET ARABIKA (Kolaborasi Pembinaan Ekonomi Terpadu Kopi Arabika)
Jawa Timur memiliki banyak daerah pegunungan. Salah satunya berada di Kabupaten Situbondo. Berdasarkan kesesuaian komoditi, tidak banyak ragam tanaman yang cocok untuk ditanam di dataran tinggi ±1.000 meter di atas permukaan laut (dpl). Tanaman yang ada di dataran tinggi mesti memiliki dua manfaat fundamental.
Di satu sisi, harus menjadi penahan erosi. Sehingga menjadi benteng yang mencegah terjadinya tanah longsor. Di sisi lain, harus memiliki nilai ekonomis. Sehingga bisa dibudidayakan dan menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan bagi masyarakat setempat. Salah satu jenis tanaman yang masuk dalam kategori tadi adalah kopi arabika.
Meski demikian, harus diakui pula, untuk menciptakan kopi arabika yang berkualitas dengan kelas dunia, ada banyak hal yang perlu diperhatikan. Apalagi, kopi arabika memerlukan persyaratan budidaya yang relatif rumit mulai pembenihan, on farm, budidaya di kebun hingga penanganan pasca panen dan pengolahan hasilnya.
Inovasi Kabinet Arabika hadir di tengah masyarakat Situbondo, khususnya kawasan Kayumas, agar warga sekitar atau para petani dapat mengoptimalkan lahan di daerahnya. Inovasi ini berisi dengan program penyuluhan, pendidikan, latihan, pendampingan berkelanjutan, dan bantuan alat/mesin pengolah kopi. Dengan demikian, produk kopi lokal bisa optimal.
Program ini mulai dilaksanakan sejak 2006, dan hingga saat ini, sudah sanggup meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perputaran roda ekonomi yang bergerak cepat. Mutu kopi lokal Kayumas Situbondo makin bagus dan terjamin. Pasar yang disentuh makin luas, bahkan hingga luar negeri. Kopi Kayumas Situbondo sering meraih predikat terbaik dalam festival kopi di level nasional bahkan internasional.
Saat ini, para petani sudah mandiri. Pihak Dinas Perkebunan sekadar melakukan monitoring rutin di sana, selain tetap memberik